I.
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Berbicara
merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting disamping tiga
keterampilan bahasa lainnya, yaitu
membaca, menulis, dan menyimak. Hal ini dikarenakan berbicara bertujuan
untuk menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan
perasaan dan segala kondisi emosional, dan lain sebagainya. Siswa
yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih
mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan
menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu
sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan
informasi.
Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat
dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Oleh sebab itu,
pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Apabila
seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh
keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan
kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional
diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat
pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
mendeskripsikan.
Akan
tetapi, tidak semua orang mempunyai kemampuan berbicara yang baik, seperti terjadi penghambatan dalam keterampilan berbicara. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, baik faktor internal dan faktor eksternal. Oleh karena
itu, pada tulisan ini akan dibahas faktor-faktor yang menghambat keterampilan
berbicara.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas,
rumusan masalah pada tulisan ini adalah apasajakah faktor yang menghambat
keterampilan berbicara?
II.
Pembahasan
Tidak semua orang memiliki kemahiran
dalam berbicara di depan umum. Namun, kemampuan ini dapat dimiliki oleh semua
orang melalui proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan
sistematis. Terkadang dalam proses belajar mengajar belum bisa mendapatkan
hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang merupakan
hambatan dalam kegiatan berbicara.
Menurut Taryono (Syaiful Musahaddat,
2015: 47), mengemukakan hambatan tersebut terdiri atas hambatan yang datang
dari pembicara sendiri (internal)
dan hambatan yang datang dari luar pembicara (eksternal).
A. Hambatan Internal
Hambatan internal adalah
hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara. Hal–hal yang dapat menghambat
kegiatan berbicara adalah sebagai berikut.
1.
Hambatan
yang bersifat fisik.
Contoh
hambatan yang bersifat fisik antara lain sebagai berikut.
a.
Alat ucap yang sudah tidak sempurna
lagi
b.
Kondisi fisik kurang segar
c.
Kesalahan dalam mengambil postur dan
posisi tubuh
2.
Hambatan
yang bersifat mental atau psikis.
Hambatan yang bersifat mental atau psikis dibedakan menjadi
dua yaitu sebagai berikut.
a.
Hambatan mental yang bersifat temporer, misalnya rasa malu, rasa takut, dan
rasa ragu atau grogi.
b.
Hambatan mental yang bersifat laten.
Hambatan mental yang bersifat laten ini dibagi menjadi empat jenis yaitu tipe
penggelisah, tipe ehm vokalis, tipe
penggumam, dan tipe tuna gairah
3.
Hambatan
lain-lainnya.
a.
Kurangnya penguasaan kaidah yaitu
tata bunyi, tatat bentuk, tata kalimat, dan tata makna.
b.
Kurangnya pengalaman dalam hal
berbicara
c.
Kurangnya perhatian pada tugas yang
diemban dibidang berbicara
d.
Adanya kebiasaan yang kurang baik.
Menurut Rusmiati (dalam Isah Cahyani
dan Hodijah, 2007: 63), hal–hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara yang
bersifat internal adalah sebagai berikut:
1.
Ketidak
sempurnaan alat ucap.
Kesalahan
yang diakibatkan kurang sempurnanya alat ucap akan mempengaruhi keefektifan
dalam berbicara, pendengar akan salah menafsirkan maksud pembicara.
2.
Penguasaan
komponen kebahasaan, meliputi hal berikut ini:
a.
Lafal dan intonasi
Seorang
pembicara harus mampu menggunakan lafal dan intonasi dengan benar supaya tidak
salah penafsiran dari para pendengar.
b.
Pilihan kata
Seorang pembicara dituntut mampu memilih dan menggunakan
kata-kata dengan tepat.
c.
Struktur bahasa
Seorang pembicara harus tahu bagaimana bagian-bagian dari
sesuatu berhubungan satu dengan lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan.
d.
Gaya bahasa
Seorang pembicara harus memiliki ciri khas tersendiri
dalam menyampaikan sesuatu untuk menarik perhatian para pendengarnya.
3.
Penggunaan
komponen isi, meliputi hal-hal berikut ini:
a.
Hubungan isi dengan topik
Seorang
pembicara harus membawakan sebuah berita yang selaras antara isi dengan topik.
b.
Struktur isi
Seorang pembicara harus menyampaikan isi dari apa yang
dibicarakannya dengan urutan-urutan yang terstruktur atau berurutan.
c.
Kualitas isi
Tentunya isi yang disampaikan oleh pembicara harus
bermutu, tidak hanya asal banyak tetapi apa yang disampaikan jauh dari isi
tema.
4.
Kelelahan
dan kesehatan fisik maupun mental seorang pembicara yang tidak menguasai
komponen bahasa dan komponen isi tersebut diatas akan menghambat keefktifan
berbicara.
B.
Hambatan Eksternal
Selain hambatan internal, pembicara akan menghadapi
hambatan yang datang dari luar dirinya. Hambatan itu kadang-kadang muncul dan
tidak disadari sebelumnya oleh pembicara. Hambatan eksternal meliputi:
1.
Hambatan
yang berupa suara, dapat berasal dari dalam ruang atau dari luar ruang
2.
Hambatan
berupa gerak, sering terjadi dalam berbicara informal, misalnya diatas bus,
kereta, atau pesawat. Sedangkan pada kondisi formal jarang dijumpai
3.
Hambatan yang berupa cahaya, dapat terjadi jika pembicaraan dilakukan
dibawah cahaya, dapat terjadi jika pembicaraan dilakukan dimalam hari atau
ruang yang gelap tanpa pencahayaan
4.
Hambatan yang berupa jarak, hal ini sering terjadi jika pendengar atau
pembicara tidak memperdulikan pentingnya pengaturan jarak bicara antara pembicara dengan pendengar.
Menurut Rusmiati (dalam Isah Cahyani
dan Hodijah, 2007: 63), hal–hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara yang
bersifat eksternal adalah sebagai berikut.
1.
Suara atau
bunyi
Hendaknya pembicara harus berani dan siap mental dalam
menghadapi suara-suara sumbang dari para pendengar yang bisa membuat mental
turun.
2.
Kondisi
ruangan
Kegaduhan, keributan-keributan kecil yang terjadi di
ruangan bisa sedikit membuat konsentrasi buyar. Pembicara harus fokus pada apa
yang dibawakannya, harus bisa mengondisikan pendengar supaya tetap tenang dan
tertib.
3.
Media
Dalam menyampaikan berita, pembicara harus menyiapkan
media-media pendukung supaya komunikasi berjalan lancar tanpa hambatan
4.
Pengetahuan
pendengar
Pembicara yang baik adalah pembicara yang mampu
mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki para pendengarnya, sehingga
apa yang disampaikannya bisa dipahami para pendengarnya dan juga tidak terjadi
salah komunikasi.
III.
Penutup
Semoga
tulisan ini bermakna. Diharapkan penulisan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Sehingga diharapkan keterampilan berbicara hendaknya di latih sejak
dini, karena keterampilan berbicara sangat penting dalam berkomunikasi. Untuk
dapat terampil berbicara harus melalui
proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan sistematis.
Daftar
Pustaka
(http://mjbrigaseli.blogspot.co.id/2014/03/makalah-hambatan-dalam-berbicara_23.html). Diakses pada
tanggal 24 September 2016. 15.45 WITA
Musaddat, Syaiful. 2015. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Mataram: Universitas Mataram.