Kamis, 06 Oktober 2016

FAKTOR PENGHAMBAT KETERAMPILAN BERBICARA



FAKTOR PENGHAMBAT KETERAMPILAN BERBICARA
        I.            Pendahuluan
A.     Latar Belakang
Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting disamping tiga keterampilan bahasa lainnya, yaitu  membaca, menulis, dan menyimak. Hal ini dikarenakan berbicara bertujuan untuk menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dan segala kondisi emosional, dan lain sebagainya. Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi.
Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu  menggunakan bahasa untuk membuat  pertanyaa-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan.
Akan tetapi, tidak semua orang mempunyai kemampuan berbicara yang baik, seperti terjadi penghambatan dalam keterampilan berbicara. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal dan faktor eksternal. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas faktor-faktor yang menghambat keterampilan berbicara.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah pada tulisan ini adalah apasajakah faktor yang menghambat keterampilan berbicara?

      II.            Pembahasan
Tidak semua orang memiliki kemahiran dalam berbicara di depan umum. Namun, kemampuan ini dapat dimiliki oleh semua orang melalui proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan sistematis. Terkadang dalam proses belajar mengajar belum bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang merupakan hambatan dalam kegiatan berbicara.
Menurut Taryono (Syaiful Musahaddat, 2015: 47), mengemukakan hambatan tersebut terdiri atas hambatan yang datang dari pembicara sendiri (internal) dan hambatan yang datang dari luar pembicara (eksternal).

A.    Hambatan Internal
Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dari dalam diri pembicara. Hal–hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara adalah sebagai berikut.
1.      Hambatan yang bersifat fisik.
Contoh hambatan yang bersifat fisik antara lain sebagai berikut.
a.       Alat ucap yang sudah tidak sempurna lagi
b.      Kondisi fisik kurang segar
c.       Kesalahan dalam mengambil postur dan posisi tubuh
2.      Hambatan yang bersifat mental atau psikis.
Hambatan yang bersifat mental atau psikis dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a.       Hambatan mental yang bersifat  temporer, misalnya rasa malu, rasa takut, dan rasa ragu atau grogi.
b.      Hambatan mental yang bersifat laten. Hambatan mental yang bersifat laten ini dibagi menjadi empat jenis yaitu tipe penggelisah, tipe ehm vokalis, tipe penggumam, dan tipe tuna gairah
3.      Hambatan lain-lainnya.
a.       Kurangnya penguasaan kaidah yaitu tata bunyi, tatat bentuk, tata kalimat, dan tata makna.
b.      Kurangnya pengalaman dalam hal berbicara
c.       Kurangnya perhatian pada tugas yang diemban dibidang berbicara
d.      Adanya kebiasaan yang kurang baik.
 
Menurut Rusmiati (dalam Isah Cahyani dan Hodijah, 2007: 63), hal–hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara yang bersifat internal adalah sebagai berikut:
1.      Ketidak sempurnaan alat ucap.
Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurnanya alat ucap akan mempengaruhi keefektifan dalam berbicara, pendengar akan salah menafsirkan maksud pembicara.
2.      Penguasaan komponen kebahasaan, meliputi hal berikut ini:
a.       Lafal dan intonasi
Seorang pembicara harus mampu menggunakan lafal dan intonasi dengan benar supaya tidak salah penafsiran dari para pendengar.
b.      Pilihan kata
Seorang pembicara dituntut mampu memilih dan menggunakan kata-kata dengan tepat.
c.       Struktur bahasa
Seorang pembicara harus tahu bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan.
d.      Gaya bahasa
Seorang pembicara harus memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan sesuatu untuk menarik perhatian para pendengarnya.
3.      Penggunaan komponen isi, meliputi hal-hal berikut ini:
a.       Hubungan isi dengan topik
Seorang pembicara harus membawakan sebuah berita yang selaras antara isi dengan topik.
b.      Struktur isi
Seorang pembicara harus menyampaikan isi dari apa yang dibicarakannya dengan urutan-urutan yang terstruktur atau berurutan.
c.       Kualitas isi
Tentunya isi yang disampaikan oleh pembicara harus bermutu, tidak hanya asal banyak tetapi apa yang disampaikan jauh dari isi tema.
4.      Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental seorang pembicara yang tidak menguasai komponen bahasa dan komponen isi tersebut diatas akan menghambat keefktifan berbicara.

B.     Hambatan Eksternal
Selain hambatan internal, pembicara akan menghadapi hambatan yang datang dari luar dirinya. Hambatan itu kadang-kadang muncul dan tidak disadari sebelumnya oleh pembicara. Hambatan eksternal meliputi:
1.      Hambatan yang berupa suara, dapat berasal dari dalam ruang atau dari luar ruang
2.      Hambatan berupa gerak, sering terjadi dalam berbicara informal, misalnya diatas bus, kereta, atau pesawat. Sedangkan pada kondisi formal jarang dijumpai
3.      Hambatan yang berupa cahaya, dapat terjadi jika pembicaraan dilakukan dibawah cahaya, dapat terjadi jika pembicaraan dilakukan dimalam hari atau ruang yang gelap tanpa pencahayaan
4.      Hambatan yang berupa jarak, hal ini sering terjadi jika pendengar atau pembicara tidak memperdulikan pentingnya pengaturan jarak bicara antara  pembicara dengan pendengar.

Menurut Rusmiati (dalam Isah Cahyani dan Hodijah, 2007: 63), hal–hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara yang bersifat eksternal adalah sebagai berikut.
1.      Suara atau bunyi
Hendaknya pembicara harus berani dan siap mental dalam menghadapi suara-suara sumbang dari para pendengar yang bisa membuat mental turun.
2.      Kondisi ruangan
Kegaduhan, keributan-keributan kecil yang terjadi di ruangan bisa sedikit membuat konsentrasi buyar. Pembicara harus fokus pada apa yang dibawakannya, harus bisa mengondisikan pendengar supaya tetap tenang dan tertib.
3.      Media
Dalam menyampaikan berita, pembicara harus menyiapkan media-media pendukung supaya komunikasi berjalan lancar tanpa hambatan
4.      Pengetahuan pendengar
Pembicara yang baik adalah pembicara yang mampu mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki para pendengarnya, sehingga apa yang disampaikannya bisa dipahami para pendengarnya dan juga tidak terjadi salah komunikasi.

    III.            Penutup
Semoga tulisan ini bermakna. Diharapkan penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sehingga diharapkan keterampilan berbicara hendaknya di latih sejak dini, karena keterampilan berbicara sangat penting dalam berkomunikasi. Untuk dapat terampil berbicara harus melalui proses belajar dan latihan secara berkesinambungan dan sistematis.




Daftar Pustaka
(http://mjbrigaseli.blogspot.co.id/2014/03/makalah-hambatan-dalam-berbicara_23.html). Diakses pada tanggal 24 September 2016. 15.45 WITA

Musaddat, Syaiful. 2015. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Mataram: Universitas Mataram.


1 komentar:

  1. Merkur 15c Review: An Amazing 15C Solo Titanium Razor
    This is a great razor for men who prefer an overall long and thin handle and a shorter handle than Merkur. It is a great choice Pros and cons include: Unique design titanium band ringstitanium quartz meaning Excellent balance ⋅ Light weight ⋅ Nice handle ⋅ Extra long handle ford edge titanium for sale ⋅ Heavy weight ⋅ Very good  Rating: 5 titanium legs · titanium scissors ‎Review by David Jest

    BalasHapus